Perbedaan sikap terhadap proses pelaksanaan otonomi daerah ditinjau dari tipe kepemimpinan dan budaya organisasi

The objective this research is to see the different attitude toward the implementation process of the area.autonomy in organization culture at the transformational and transactional leadership types. The subject of the research 124 civil servants of Bantul Regency. The measurement which is used are attitude scale toward the implementation process of the area autonomy, leadership scale types scale, and organization culture scale all of the hypothesis which is presented here are analyzed by the proven anava technique

Conflict Early Warning System Index as a Preventive Effort

The purpose of this study is to identify if a conflict is low, medium, or high level through  the development of the conflict early warning system index which  in turn serves  as a preventive  measure for conflict. The method used in this is the structural, sequential, and conjunctural model approach. Respondents of this study were farmers who were aware of issues regarding the Kulon Progo coastal land conflict and participated actively in the iron sand mining counter-movement. This study used proportional random sampling and obtained 279 subjects. Data collection used the Kulon Progo coastal area conflict scale, the categorization scale, the group identification scale, the group bias scale, the social resource scale, the motivational resource scale, the cognitive resource scale, the attitude scale, the subjective norm scale, and the perceived behavioural control scale. The research findings show that the conflict early warning system index is categorized as high and still latent. Based on this high index, it can be recommended that preventive measures should be taken by maintaining the land as an agricultural area so that the conflict does not manifest. This effort is beneficial for the farmers’ welfare, preserves the environment, and returns social capital. If implemented, this method can reduce the conflict index as it should be able to help peacefully maintain the social and cultural system of farmers.Keywords: index, early warning system, conflict, farmers

Indicators of Natural Resource Conflict in Farmer Communitiesin Kendeng Mountains, Central Java

The aim of the study is to determine the indicators of natural resource conflicts in the farming communities in Kendeng Mountains who chose to focus on the reality of natural resource conflicts. This study uses a qualitative method with a phenomenological approach to uncover social experiences and gain meaning.Subjects were selected based on purposive sampling technique, respondents were determined according to the characteristics that had been previously chosen. Respondents were farmers who owned land in Kendeng Mountains region in Pati and Rembang Regency, Central Java. Respondents were farmers affected by mining natural resources in the form of karst. Furthermore, data is obtained using semi-structured interview techniques and analyzed using steps to proceed, prepare, and read data, do coding, write down settings, describe respondents, create categories, describe themes, present in narrative form, and interpret.Our findings show that indicators of natural resource conflict in the farming community in Kendeng Mountains are life  threat, leader distrust, motivation, social capital, and social identity. A more detailed description of this research can be seen in the section below.Keywords: Indicators of conflict, natural resources, farming communitie

SOCIAL ENTREPRENEURSHIP SOLUSI MENGATASI KEMISKINAN SEBAGAI DAMPAK PANDEMI COVID-19 BERBASIS CORE VALUES

Dampak dari pandemi covid-19 adalah meningkatnya  kemiskinan. Data menunjukkan tingkat kemiskinan penduduk mencapai 12,4 % diwujudkan dalam angka sebanyak  8,5 juta jiwa. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian menemukan solusi mengatasi kemiskinan sebagai  akibat pandemi covid-19 menggunakan strategi  social entrepreneurship pada usaha mikro, kecil,  dan menengah berbasis core values. Metode penelitian memilih  kualitatif dengan pendekatan studi kasus memfokuskan kajian menelaah peristiwa tertentu sesuai konteks kehidupan nyata kontemporer. Adapun tipenya berupa studi kasus instrumental tunggal yang memperhatikan satu persoalan tertentu. Subjek penelitian yaitu pelaku usaha  mikro, kecil, dan menengah di Tanggulangin, Nanggulan, Kulon Progo. Pengambilan sampel berdasarkan purposive sampling. Pengumpulan data memakai teknik wawancara semi terstrukur dan analisis data mengacu pada tema untuk mendalami kompleksitas dari kasus yang ada. Hasil penelitian menunjukkan tentang deskripsi dari social entreprenurship dapat menjadi solusi mengatasi kemiskinan sebagai dampak pandemi covid-19 pada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Tanggulangin. Temuan ini sesuai konsep social entrepreneurship memiliki pemahaman aktivitas usaha yang dijalankan bukan hanya memperoleh keuntungan materi semata, tetapi target utamanya adalah memecahkan masalah yang dialami di lingkungannya terkait  bertambahnya warga miskin disebabkan oleh badai pandemi covid-19. Keberhasilan mengatasi kemiskinan karena implementasi social entrepreneurship berpondasi pada core values seperti individual wellness mengenai kemampuan coping berpusat pada pennaganan masalah dan respon emosional, social justice memberi kesempatan sama untuk berkembang, citizern participation melalui keikutsertaan penuh dari masyarakat, collaboration & community strengths mengandalkan kekuatan masyarakat setempat, dan respect for human diversity memperhatikan aspek multikultural

The role of parent-child relationship, school climate, happiness, and empathy to predict cyberbullying behavior

The lack of research on cyberbullying among Indonesian adolescents has become one of the critical arguments of this research. This study aimed to discover the factors that contribute to cyberbullying. This study took samples of students from three schools. The sample was 112 junior to senior high school students. The findings of this study indicate that school climate, parent-child relationship, and empathy have a significant role that encourages cyberbullying

Softs Skills Teacher Camp of Adventure Training to increase teachers' commitment in Pathani Thailand

Commitment is needed to overcome various obstacles while teaching in conflict areas. This study aimed to increase teacher commitment in the Pathani conflict area, Southern Thailand, through Soft Skills Teacher Camp of Adventure Training. A quantitative approach using a quasi-experimental method was used in this study. Thirty teachers from six schools with a maximum age of 35 years participated in soft skills training. The Soft Skills Teacher Camp of Adventure Training consists of six sessions on six different soft skills, which are motivation, stress management, creativity, teamwork, communication skills, and leadership. The commitment scale consisting of three aspects: affective commitment, normative commitment, and continuance commitment, was used to collect the data. Paired Sample t-test was used to analyze the data. The result highlighted a significant difference between the pretest and posttest scores of teachers’ commitment in the Pathani, Southern Thailand. These findings imply that the Soft Skills Teacher Camp of Adventure Training increases the commitment of teachers who teach in the Pathani, Southern Thailand. 

Pengembangan Model Sistem Peringatan Dini Konflik Menggunakan Prediktor Identitas Sosial

Penelitian pengembangan sistem peringatan dini konflik bertujuan melakukan pemodelan dengan prediktor identitas sosial terdiri dari kategorisasi, identifikasi kelompok, dan bias kelompok.Dalam rangka mencapai tujuan penelitian bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan memodifikasi tiga metode yaitu model struktural, type  sequential models, dan type conjunctual model. Adapun populasi penelitian adalah anggota Paguyuban Petani Lahan Pantai Kulon Progo. Pengambilan sampel dalam penelitian dengan proporsi area random sampling.  Responden berjumlah 279. Analisis model menggunakan second order confirmatory factor analysis menghasilkan temuan bahwa identitas sosial yang terdiri dari kategorisasi, identifikasi kelompok, dan bias kelompok terbukti menjadi prediktor konflik.Sesuai dengan kekhasan dari sistem peringatan dini dapat diberikan rekomendasi sebagai tindakan preventif agar konflik tidak berkembang menjadi manifes. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah lebih memperhatikan dimensi bias kelompok karena memberi kontribusi terbesar sebagai pembentuk identitas sosial.  Hal tersebut menjadi pijakan untuk usaha pencegahan agar konflik dapat diselesaikan dengan baik dengan cara meminimalisir bias kelompok.  Tindakan pencegahan yang dilakukan adalah adanya  pihak luar yang mampu menjalin kerja sama dengan pihak petani. Kelompok dari luar bermanfaat sebagai bahan pembanding dengan kelompok luar. Kelompok dari luar merupakan kelompok yang menjadi reference bagi petani. Reference dari pihak luar ini yang dapat menurunkan bias kelompok

Sistem Peringatan Dini: Strategi Prebentif Konflk untuk Menjaga Kelestarian Lingkungan di Lahan Pantai

Konflik lingkungan terjadi di berbagai daerah karena ada perbedaan kepentingan antara pemerintah dan pemilik modal dengan rakyat. Dampak dari konflik lingkungan menimbulkan kerusakan harta benda dan korban jiwa. Cara yang bisa dilakukan untuk mencegah konflik lingkungan menggunakan eary warning system. Cara tersebut merupakan strategi efektif karena melakukan tindakan preventif sebelum konflik berkembang menjadi manifes. Realitas tersebut menjadikan tujuan penelitian adalah menemukan sistem peringatan dini konflik untuk menjaga kelestarian lingkungan di lahan pantai. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan fonemologi menjadi pilihan desain penelitian dengan subjek berjumlah 7 merupakan tokoh penggerak perlawanan tambang pasir besi yang berpotensi merusak lingkungan di lahan pantai Kulon Progo. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Setelah data diperoleh selanjutnya dilakukan analisis isi. Hasil dari analisis isi diperoleh gambaran mengenai konflik lingkungan yang terjadi karena adanya keterancaman eksistensi sebagai petani, menjaga jarak dengan berbagai pihak yang menyebabkan kerusakan lingkungan, telah mengarah pada konflik terbuka, berkembang ketidakpercayaan terhadap in group dan out group, dan menguatnya modal sosial di lingkungan internal masyarakat setempat. Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan pondasi untuk melakukan sistem peringatan dini konflik lingkungan. Temuan ini berperan untuk pijakan sistem peringatan dini konflik karena bermanfaat sebagai landasan pengambilan kebijakan pencegahan konflik agar tidak tumbuh kekerasan dan berujung pada situasi damai